Sabtu, 05 Juli 2014

Kecemburuan Seorang Teman

Di suatu pagi yang sangat cerah, Gita dan ke dua teman nya sedang berkumpul di kantin sekolah.
Ibnu :”Git, kamu udah kerjain pr Matematika belum? Kalau udah aku liat dong”
Gita :”Udah dong. Ah kamu, selalu saja nyontek. Berusaha dong Nu”
Ibnu :”Semalam aku ketiduran dan lupa kalau ada pr”
Lu’lu :”Ketiduran apa main internet?”
Ibnu :”Mmmm sebenar nya si main internet”
Lu’lu:”Bisa saja kamu bohong nya”
Ibnu :”Sebelum main internet aku udah berusaha kerjain, tapi aku gak bisa. Yaudah aku main internet saja”
Lu’lu :”Jangan-jangan Ibnu buka video yang enggak-enggak”
Ibnu :”Enak aja. Aku hanya main game online”
Gita :”Udah-udah jangan pada ribut. Masalah gini aja di besar-besarin. Kamu juga. Zaman sekarang kan udah serba canggih. Kamu kan bisa bbm aku untuk tanya cara nya gimana”
Ibnu :”Paket aku baru habis semalam dan baru mau di isi nanti sehabis pulang sekolah”
Lu’lu :”Speak nya bisa banget”
Ibnu :”Seriusan deh”
Gita :”STOP! Masih pagi jangan bikin masalah deh. Udah berhenti bicarain ini. Dari pada berantem, mending kita masuk kelas aja. Sebentar lagi masuk”
Ibnu dan Lu’lu mengangguk kan kepala nya.
Di dalam kelas
Chantika :”Selamat pagi anak-anak”
Murid-murid :”Pagi bu”
Chantika :”Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk sayang”
Anak baru itu pun masuk ke dalam kelas.
Chantika :”Silahkan perkenalkan nama kamu”
Gabriel :”Nama saya Gabriella Febriana. Salam kenal”
Murid-murid :”Salam kenal Gabriel”
Chantika :”Baik. Gabriel, kamu duduk di sebelah Gita ya”
Gabriel :”Baik bu”
Chantika :”Ok. Sekarang buka paket halaman 125. Kerjakan bagian A dan B saja. Ibu tinggal sebentar ya. Ada urusan antar guru. Jangan ada yang ribut. Jika ada yang ribut, ibu akan hukum kalian tulis “SAYA TIDAK AKAN BERISIK DI DALAM KELAS LAGI” sampai 100 halaman. Kalian mau?”
Murid-murid :”Tidak…”
Chantika :”Ya sudah. Ibu keluar dulu. Ketua kelas, catat siapa saja yang berisik di dalam kelas”
Natasya :”Baik bu”
Semua murid pun mengerjakan tugas yang di berikan oleh bu Chantika. Tidak ada seorang pun yang berani dengan nya. Karena beliau terkenal sangat tegas dan disiplin.
Istirahat
Gita :”Gabriel, mau ikut kita ke kantin gak?”
Gabriel :”Boleh. Bentar ya aku rapihkan semua buku-buku aku dulu. Kalian keluar saja dulu. Aku akan menyusul”
Gita :”Ya sudah. Kita duluan ya”
Gabriel :”Iya”
Gita, Ibnu dan Lu’lu pun keluar kelas.
Natasya :”Heh Gabriel. Kamu mau aja temenan sama mereka. Mereka kan gak asyik. Mendingan main sama kita. Terus kamu akan jadi terkenal di sekolah. Iya kan girls?”
Aulia, Muninggar dan Sulis :”Yoi”
Gabriel :”Maaf. Kata Mama aku, bergaul sama siapa aja. Jangan memilih-milih teman. Kalau kalian mau jadi teman aku, silahkan saja. Aku berteman sama siapa saja. Mmm maaf. Aku udah di tungguin sama Gita. Kalian mau ke kantin? Bareng aja yuk”
Natasya :”Enggak. Nanti aja”
Gabriel :”Ya sudah. Aku duluan ya”
Natasya :”Gila tu orang. Anak baru aja belagu!”
Aulia :”Iya ya. Sok bijak lagi”
Natasya :”Ya udah lah. Dari pada kita mikirin anak baru yang songong itu, mending kita ke kantin aja. Yuk”
Sulis :”Tadi di tawarin sama Gabriel kata nya gak mau. Sekarang malah mau”
Natasya :”Diem aja deh!”
Semakin hari, Natasya dan teman-teman nya semakin kesal dengan keberadaan Gabriel yang tidak mau menjadi teman nya.
Natasya :”O iya. Gimana kalau kita taruh lem di kursi Gabriel. Terus pas si Gabriel tanya “Siapa yang taruh lem di kursi ini?” nanti kita bilang kalau Gita lah yang taruh lem di kursi nya. Gimana?”
Muninggar :”Ide bagus tuh”
Aulia :”Iya aku juga setuju”
Sulis :”Jangan. Nanti Gabriel bisa marah ke Gita”
Muninggar :”Ya kan itu tujuan kita. Buat Gabriel jadi benci ke Gita”
Natasya :”Sulis, kalau gak ngerti mending diem aja deh”
Bel masuk
Chantika :”Gabriel. Coba kamu jawab pertanyan nomor 5”
Gabriel :”Baik bu”
Ketika Gabriel bangun, bangku pun ikut terangkat. Semua murid-murid tertawa.
Chantika :”Diam! Siapa yang telah melakukan ini semua?!”
Semua murid pun terdiam.
Natasya :”O iya bu. Tadi pagi saya melihat Gita menaruh sesuatu di kursi Gabriel”
Gita :”Jangan asal nuduh kamu! Aku tidak menaruh apa-apa di kursi Gabriel!”
Gabriel :”Tega kamu Git. Aku pikir kamu teman yang baik. Ternyata kamu sangat licik!”
Chantika :”Gita, ikut ibu ke kantor”
Gita :”Tapi bu bukan saya yang”
Chantika :”Jangan membantah! Ayo ikut! Dan untuk kalian semua, yang belum selesai mengerjakan pr, kerjakan sekarang”
Murid-murid :”Baik bu”
Istirahat
Ibnu :”Tasya! Jujur sama kami. Kamu kan yang menaruh lem di kursi Gabriel!”
Natasya :”Apaan si. Aku liat sendiri kok kalau Gita yang taruh lem itu”
Lu’lu :”Gak usah fitnah jadi orang! Fitnah lebih kejam dari pembunuhan!”
Natasya :”So what. Aku gak peduli”
2 hari kemudian
Chantika :”Ibu tidak menyangka. Anak sebaik kamu akan melakukan sifat yang sangat keji seperti ini. Memfitnah teman sendiri. Itu adalah sifat yang tidak baik untuk di lakukan. Sekarang kalian ber 4 ibu hukum. Hormat ke bendera sampai pulang”
Natasya :”Apa bu? Sampai pulang?”
Chantika :”Iya. Kamu mau protes? Oh. Apa kalian ingin berlari 100 putaran?”
Aulia :”Enggak bu. Mendingan kita hormat bendera saja”
Chantika :”Baik. Hukuman kalian di mulai dari… Sekarang!”
Natasya, Aulia, Sulis dan Muninggar pun segera berlari ke lapangan untuk hormat bendera.
Sulis :”Duh… Aku lelah hormat bendera terus”
Natasya :”Kamu pikir aku gak lelah? Aku juga lelah. Jangan bayak ngomong deh”
Sulis :”Kan dari awal aku udah bilang. Jangan kerjain Gabriel. Kan kita juga yang kena karma nya”
Natasya :”Diam!”
Tiba-tiba bu Chantika datang.
Chantika :”Hukuman kalian sudah selesai. Silahkan kembali ke kelas dan jangan sekali-kali mengulangi perbuatan seperti ini lagi. Mengerti?!”
Aulia, Sulis, Muninggar dan Natasya :”Mengerti bu”
Natasya :”Tapi bu. Kata nya kita di hukum sampai pulang sekolah?”
Chantika :”Memang benar. Tetapi Gita memohon ke ibu untuk menyudahi hukuman kalian. Seharus nya kalian bersyukur mempunyai teman seperti Gita yang sangat baik. Segera lah minta maaf kepada Gita”
Aulia :”Iya bu. Kami akan segera minta maaf kepada Gita. Kalau begitu kami permisi ke kelas ya bu”
Chantika :”Iya”
Di kelas
Natasya :”Gita. Aku minta maaf ya atas perbuatan aku yang sudah memfitnah kamu dan terima kasih karena kamu sudah meminta agar bu Chantika menyudahi hukuman kami”
Gita :”Iya sama-sama”
Aulia :”Aku pikir kamu akan marah ke kita”
Gita :”Untuk apa aku marah? Aku tidak marah dan tidak ada rasa dendam kepada kalian. Kalian adalah teman aku juga. Aku tidak tega melihat teman sedang kesusahan”
Natasya :”Sekali lagi terima kasih ya Git”
Gita :”Iya sama-sama”

TAMAT