Hi. Aku
Gita. Sekarang aku sudah kuliah jurusan kedokteran. Aku banyak di sukai oleh
semua cowo di kampus. Aku sangat senang jika banyak yang tertarik olehku.
Tetapi hanya satu cowo yang sampai sekarang masih aku sukai. Dia adalah kakak
kelasku saat aku masih duduk di bangku SMP. Dia tinggi,putih,baik,pintar dan
ramah. Dan satu yang sangat aku sukai adalah…Ketaatan dia beribadah. Dia sangat
rajin sholat. Dia cowo alim yang baru aku kenal. Dari semua cowo yang aku suka,
hanya kak Dilwyn lah yang membuat aku tidak bisa berpaling ke cowo mana pun.
Tetapi satu yang aku kesal dari dia. Dia sangat cuek. Tetapi aku yakin. Di
balik sifat dia yang begitu dingin, dia adalah tipe cowo penyayang. Dia sangat
ramah kepada semua cewe. Dan dia selalu memberikan senyum ke semua orang.
Tetapi sampai sekarang, aku belum melihat dia lagi.
Suatu hari,
ketika aku sedang duduk di depan kelas, aku melihat seorang cowo yang baru saja
selesai sholat duha. Dia sangat tampan. Wajahnya sangat cerah. Kata ibuku,
orang yang selesai sholat, wajahnya bersinar. Aku melihat pada diri cowo itu
yang tidak lain adalah kakak kelasku. Aku terus memperhatikan cowo itu.
Tiba-tiba saja temanku, Alika dan Tia mengejutkanku. Alika :”hayo. Ngapain diam
aja” Gita :”mmm gak apa-apa kok” Alika :”terus ngapain liatin kakak kelas itu?”
Gita :”aku hanya kagum. Ada kakak kelas yang begitu rajin sholat duha di jam
istirahat” Alika :”iya. Aku juga sering lihat kakak kelas itu. Sangat alim” Tia
:”itu nama nya Dilwyn. Dia sahabat pacar aku” Alika :”sahabat kak Galih?” Tia
:”iya. Dia orang nya sangat lembut. Tetapi nama nya cowo, kalau sudah kumpul
sama teman cowo nya, keluar deh jiwa berisik nya” Gita :”siapa yang jadi pacar
nya pasti sangat beruntung mendapatkan cowo yang sangat baik dan ramah” Tia
:”iya. Kalau kamu jadi pacar nya mau gak?” Gita :”hah! Gila kali. Ya gak
mungkin lah. Aku sholat nya aja masih bolong-bolong. Tengsin lah. Masa pacaran
sama cowo yang sealim dia” Tia :”ya… Kalau kamu mau, aku akan jodohin kamu dan
aku akan omongin sama kak Galih” Gita :”udah ah. Ngomong apa si kamu. Udah yuk
masuk. sebentar lagi pelajaran B.Inggris” kami pun masuk ke kelas. Aku masih
saja kepikiran kakak kelas itu. Aku membayangkan, andai saja aku jadi pacar
nya. Aku akan berubah drastis jadi alim. Tetapi itu hanya dalam mimpi.
Teeeet
Bel pulang
pun berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar selesai. Semua murid
merapihkan semua buku. Selesai merapihkan, ketua kelas pun menyiapkan untuk
berdo’a sebelum pulang. Alika :”Git. Mamaku baru sms. Bahwa nenekku terpeleset
di kamar mandi. Jadi hari ini aku tidak bisa pulang bareng. Aku ingin ke rumah
sakit untuk menjenguk nenekku” Gita :”astagfirullah. Yasudah. Kamu segera ke
rumah sakit melihat keadaan nenek kamu. Aku pulang sama Tia saja” Alika :”makasih
ya. Yasudah. Aku duluan ya” Gita :”iya hati-hati ya” Alika pun segera pergi.
Tia :”mmm Git. Tadi kak Galih sms. Katanya dia mau ajak aku lunch bareng
teman-teman nya. Kamu temenin aku ya. Aku malu sendirian” Gita :”loh kan ada
kak Galih” Tia :”plis temenin aku” Gita :”yasudah deh. Aku sms ibu aku dulu ya”
Tia :”makasih Gita…”
Aku tidak
mengetahui bahwa kak Dilwyn ikut juga. Setelah aku mengetahui, aku sangat
terkejut dan aku langsung terdiam. Aku grogi sekali. Jantungku berdegup
kencang. Aku tidak bisa bicara apa-apa. Sepertinya Tia sengaja deh tidak
memberitahu aku. Aku pun berbisik ke Tia “Ti. Kok ada kak Dilwyn?” Tia :”o iya
aku lupa memberitahu kamu kalau kak Dilwyn ikut juga. Emang nya kenapa? Kamu
suka ya sama kak Dilwyn?” Gita :”ssssttt. Jangan omongin ini disini. Bisa
bahaya” Tia :”yaudah. Nanti di tempat les kasih tau ya” Gita :”iya”
Tia :”duh
Git. Aku lupa. Kalau kak Galih mau anterin aku pulang. Jadi kamu pulang
sendiri” Gita :”oh. Yaudah gak apa-apa. Aku pulang sendiri aja” Galih :”eh jangan.
Anak perempuan tidak boleh pulang sendiri malam-malam. Bisa bahaya. Bagaimana
kalau kamu di anterin sama Dilwyn? Gimana wyn. Bisa gak?” Dilwyn :”bisa-bisa.
Yaudah. Aku anterin kamu. Lagi pula rumah kamu dengan rumahku tidak terlalu
jauh. Karena aku sering melihat kamu” hatiku sangat senang sekaligus deg deg
kan. Pasti ini kelakuan Tia.
Aku pun
pulang di antarkan kak Dilwyn. Udara malam sangat dingin. Dilwyn :”kamu
kedinginan?” Gita :”enggak kok” Dilwyn :”nih. Pakai saja jaketku” Gita :”tapi
kakak nanti kedinginan” Dilwyn :”gak apa-apa. Nih pakai” aku pun memakai jaket
kak Dilwyn. Jaket nya harum parfum kak Dilwyn.
Di
perjalanan aku hanya bisa senyum senyum gak jelas atau tijel (tidak jelas)
#sama aja -_- . Perasaanku campur aduk. Aku harus berterima kasih ke Tia. Dia
lah yang membuat momen ini ada.
Besok nya
aku bercerita panjang lebar kepada kedua sahabatku. Aku memberitahu ke mereka
bahwa aku menyukai kak Dilwyn. Tia :”sudah aku duga. Kamu suka kan sama kak
Dilwyn. Gimana kemarin di antar sama kak Dilwyn?” Gita :”senang sekali
sekaligus deg deg kan. Kamu ya yang merencanakan ini semua?” Tia :”iya. Aku
sama kak Galih yang membuat rencana nya. Keren kan” Gita :”keren si. Tapi…” Tia
:”gak usah pake tapi. Tapi seru kan. Kak Galih bilang sama aku. Kalau dia
sangat senang jika kak Dilwyn jadian sama kamu. Katanya sangat cocok”
Hari demi
hari aku lalui. Pada suatu hari, sekolah mengadakan lomba drama. Siapa yang
drama nya paling bagus, akan di ikut sertakan di lomba setingkat provinsi. Aku
mendaftar di drama yang tema nya adalah “Snow White”. Pertemuan demi pertemuan
telah aku lalui. Aku pun mendapat peran sebagai snow white nya. Dan yang
membuat aku terkejut adalah, yang menjadi pangeran nya adalah kak Dilwyn. Aku
seperti mimpi bisa beradu acting bersama cowo yang aku kagumi. Membuat aku
semakin semangat latihan drama nya.
Saat sedang
latihan drama, tiba-tiba saja aku menginjak gaunku dan hampir terjatuh. Tidak
aku sangka, kak Dilwyn memegang tanganku menahan aku supaya aku tidak terjatuh.
Kak Dilwyn :”hati-hati. Hampir saja
jatuh” aku sangat malu. Tangan nya sangat hangat dan halus. Semua pun kembali
latihan. Aku tidak akan melupakan kejadian itu.
Hari yang di
nantikan pun tiba. Semua kelompok drama sudah tampil. Hanya kelompokku yang
belum tampil. Karena memang kelompok kami tampil yang terakhir.
Drama pun
dimulai. Tiba-tiba saja aku demam panggung. Semua dialog aku lupa. Tetapi kak
Dilwyn membuat aku ingat kembali. Kak Dilwyn itu bagaikan malaikat penolong.
Selesai
penampilan kita, dewan juri yang tidak lain adalah kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah. Semua juri sedang bermusyawarah siapa yang beruntung
mendapatkan tiket kompetensi lomba drama setingkat provinsi.
Lama kami
menunggu, akhir nya waktu yang kami tunggu pun tiba. Hasil keputusan dari dewan
juri. Kepala sekolah :”dan. Pemenang dari audisi drama adalah……. Kelompok drama
yang bertemakan….. Snow White……” aku terkejut mendengar nya. Kelompokku
berpelukkan. Saat aku sedang berpelukkan dengan sahabatku, kak Dilwyn datang
menghampiri. Kak Dilwyn :”selamat ya” Gita :”iya. Selamat juga untuk kakak” kak
Dilwyn :”semua ini tidak akan berhasil jika tidak karena kamu. Kamu berbakat
menjadi aktris” Gita :”terima kasih atas pujian nya”
*seminggu
kemudian
Sekolah kami
mendapatkan juara 2. Aku sangat sedih. Aku kira akan mendapat juara 1. Yang
membuat kami kalah adalah, pangeran nya bukan kak Dilwyn. Pangeran nya adalah
teman SD ku yang sangat menyebalkan. Karena kak Dilwyn berhalangan dikarenakan
ada Try Out di sekolah.
Ketika aku
duduk termenung, tiba-tiba saja kak Dilwyn duduk di sebelahku. Kak Dilwyn
:”selamat ya sudah menang” Gita :”terima kasih kak. Tetapi tidak memuaskan. Aku
kira akan mendapatkan juara 1. Maaf ya aku sudah membuat kakak kecewa” kak
Dilwyn :”kecewa? Kenapa harus kecewa? Aku sangat bangga mempunyai adik kelas
yang cantik dan berbakat seperti kamu” aku syok mendengar kak Dilwyn bilang aku
cantik. Aku senyum-senyum sendiri.
Ketika di
kelas, kak Dilwyn bersama teman sebangku nya yang bernama Reyhan sedang
membicarakanku. Reyhan :”wyn. Lu kenal Gita gak? Adik kelas yang ikut lomba
drama itu” Dilwyn :”iya kenal. Kenapa emang?” Reyhan :”kenalin gue dong ke dia”
Dilwyn :”ngapain lu kenalan sama dia? Kenalan tinggal kenalan. Kenapa harus gue
yang kenalin lu ke dia” Reyhan :”plis wyn” Dilwyn :”yaudah nanti gue kenalin”
Reyhan :”sip. Thanks ya wyn”
Teeet
Bel
istirahat pun berdering. Semua murid keluar kelas untuk beristirahat setelah
mumet belajar. Saat aku ke kantin, aku bertemu dengan kak Dilwyn dan temannya.
Dilwyn :”Git. Bisa ngobrol sebentar. Ada yang aku ingin kasih tau ke kamu” aku
deg deg kan. Apa ya yang akan di katakan kak Dilwyn? Apa kak Dilwyn akan…. Ah
gak mungkin. Gak boleh GR dulu. Aku pun mengikuti kak Dilwyn. Gita :”mmm ada
apa ya kak?” Dilwyn :”ini. Teman aku mau kenalan” Reyhan :”Reyhan” Gita :”Gita”
Reyhan :”Gita. Sejak kamu tampil di drama sekolah, aku mulai memiliki rasa ke
kamu. Aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” deg. Jantungku berhenti
berdetak. Aku kira kak Dilwyn yang akan menyatakan perasaan nya ke aku. Gak
tahu nya malah kak Reyhan. Reyhan :”kalau kamu diam aku akan mengganggap itu
iya” Dilwyn :”gue tinggal dulu ya” Reyhan :”iya. Thanks ya wyn” Dilwyn :”iya
sama-sama” aku diam tanpa kata.
Aku dan kak
Reyhan pun makan bareng. Aku terpaksa melakukan ini. Karena yang aku tahu
adalah, kak Reyhan itu adalah sahabat nya kak Dilwyn sejak mereka TK. Jadi aku
takut jika aku menyakiti kak Reyhan, kak Dilwyn akan marah kepadaku. Ini lah
cara untuk aku tetap dekat dengan kak Dilwyn.
*Sebulan
kemudian
Sekolah kami
mengadakan persami. Sekolah kami memang sangat kental dengan jiwa pramuka. Jadi
setahun sekali sekolah mengadakan persami. Persami nya bukan di sekolah kaya di
SD dulu. Melainkan di sebuah hutan. Hutan nya lumayan seram. Cukup membuat aku
takut.
Malam hari
nya. Kami semua berkumpul dan membentuk sebuah lingkaran dan di tengah-tengah
nya ada api ungggun untuk menghangatkan tubuh kami. Aku duduk di sebelah kak
Reyhan dan kak Dilwyn. Posisiku saat itu berada di tengah-tengah. Kak Reyhan
sangat perhatian kepadaku. Dia menyuapiku. Pokok nya romantis banget deh. Tiba
saat nya bercerita tentang hantu. Aku sudah menyiapkan bantal untuk menutupi
wajahku. Di tengah-tengah cerita, ada sesuatu yang berjalan di kakiku. Aku pun
berteriak “aaaaaaaaa” dan tidak sengaja aku memeluk kak Dilwyn. Setelah aku
sadar bahwa kak Dilwyn lah yang aku peluk, aku langsung melepaskan pelukkan ku
dari kak Dilwyn. Takut kak Reyhan marah.
Sudah larut
malam, aku belum bisa tidur. Karena aku sangat takut. Aku pun keluar dari
tenda. Aku melihat api unggun menyala. Ternyata itu kak Dilwyn yang masih
menghangatkan tubuh nya. Gita :”belum tidur kak?” Dilwyn :”eh kamu. Belum. Aku
gak bisa tidur. Udara nya sangat dingin” Gita :”iya nih. Aku saja sampai
menggigil” kak Dilwyn pun melilitkan syail ke leherku. Gita :”loh kok jadi aku
yang pakai? Nanti kakak kedinginan loh” Dilwyn :”aku masih punya 1. Kamu pakai
saja. Git” Gita :”iya” Dilwyn :”mmmm. Sudah malam banget. Kita tidur yuk.
Supaya tidak telat sholat subuh nya” Gita :”iya kak. Aku juga sudah mulai
mengantuk” aku pun kembali ke dalam tenda. Kak Dilwynn pun juga kembali ke
tenda nya.
*2 bulan
kemudian
Hari ini
adalah hari terakhir aku melihat kak Dilwyn. Karena aku ingin pindah sekolah ke
Amerika. Ayah ku di tugaskan di sana. Sebelum aku berangkat, aku ingin menyatakan
perasaanku ke kak Dilwyn. Aku sudah putus dengan kak Reyhan. Sudah sebulan aku
putus.
Dilwyn
:”Git. Boleh aku minta tanda tangan kamu di bajuku?” Gita :”kak. Ada sesuatu
yang ingin aku katakan. Aku sudah lama menyukai kakak. Aku mengikuti semua lomba
dan memenangkan nya ,itu untuk kakak. Saat aku kalah lomba drama, aku sangat
sedih. Karena aku takut jika kakak kecewa denganku” aku meneteskan air mataku.
Aku sangat lega telah mengatakan yang sebenarnya. Mataku tertuju ke baju kak
Dilwyn. Baju kak Dilwyn ada tulisan “Nada Cinta Dilwyn” Gita :”kak Nada dan kak
Dilwyn?” kak Dilwyn menganggukkan kepala. Gita :”kapan?” Dilwyn :”baru seminggu
yang lalu” Gita :”aku sudah tau bahwa akan seperti ini. Aku memang tidak pantas
dengan kakak. Aku hanya ingin berpamitan ke kakak. Bahwa aku akan pindah ke
Amerika. Terima kasih ya kak atas semua nya” aku menangis dan meninggalkan kak
Dilwyn. Kak Dilwyn mencegah aku. Dilwyn :”kamu tidak apa-apa?” Gita :”aku tidak
apa-apa” aku melepaskan pegangan tangan kak Dilwyn dan meninggalkan nya.
Semua
harapanku pupus sudah. Hatiku hancur. Lama aku menunggu, tetapi hasil nya malah
sakit begini. Aku menangis tanpa henti di kamar. Mataku bengkak. Ibu bertanya
kenapa aku sedih? Aku jawab bahwa aku sedih akan meninggalkan Indonesia. Tempat
kelahiranku. Aku tidak ingin ibu mengetahui jika aku menangis karena seorang
cowo.
*besok nya
Ketika aku
membuka pintu depan rumah, aku menemukan sebuah diary. Aku sangat bingung.
Kenapa ada buku diary ini. Aku pun membuka diary itu yang berisi
“hari
pertama aku bertemu dengan mu saat kamu sedang olahraga. Aku sangat tertarik
dengan mu. Galih bilang bahwa kamu suka denganku. Aku ingin katakan semua nya
bahwa aku juga suka dengan mu. Tetapi aku tidak sanggup. Aku takut Galih hanya
berbohong. Hari demi hari aku jalani dengan memperhatikan kamu selama
istirahat. Aku sangat suka dengan senyum kamu. Manis sekali seperti gula. Saat
latihan drama kamu terjatuh dan untuk pertama kali nya aku memegang tanganmu.
Aku sangat senang. Tetapi aku tutupi supaya tidak ada yang tahu bahwa aku ada
rasa sama kamu. Ingat saat Reyhan menyatakan cinta kepadamu? Aku sangat kaget
saat dia nembak kamu. Karena baru tadi pagi dia ingin kenalan dengan mu.
Ternyata dia suka dengan mu. Setiap kamu berdua dengan Reyhan, aku sangat
cemburu. Tetapi Reyhan adalah sahabatku. Kebahagiaan Reyhan adalah
kebahagiaanku juga. Walaupun sakit rasa nya. Saat persami. Reyhan menyuapi
kamu. Aku juga ingin menyuapi kamu. Tetapi yang membuat aku senang adalah ,
saat kamu berteriak dan memelukku. Kamu ingat,saat malam-malam kita masih
terjaga? Saat itu aku ingin menyatakan perasaanku. Tetapi aku tidak berani.
Jadinya aku suruh kita balik ke tenda masing-masing” aku syok melihat isi diary
itu. Rasa nya ingin aku ke rumah kak Dilwyn. Tetapi sebentar lagi aku take off.
Di dalam diary itu selain tulisan ternyata berisi semua fotoku.
Sampai
sekarang aku tidak bertemu dengan kak Dilwyn.
Saat aku
ingin pergi ke kantin, aku bertabrakan dengan seorang cowo. Gita :”maaf aku gak
sengaja” “iya gak apa-apa” aku terkejut melihat sosok cowo yang sangat mirip
dengan kak Dilwyn. “kenapa jadi diam?” Gita :”apa kita pernah ketemu
sebelumnya?” “ada apa?” Gita :”aku pernah melihat kamu. Tetapi dimana ya?” “kita
memang pernah ketemu” Gita :”didimana?” “saat kita SMP” aku terkejut mendengar
cowo itu berkata “kita memang pernah ketemu. Saat kita SMP” Gita :”kkamu kak
Dilwyn?” “iya” aku sangat terkejut sekaligus senang.
Kami pergi
ke kantin untuk ngobrol-ngobrol. Kak Dilwyn sekarang makin ganteng. Keren
banget. Gita :”apa kabar kak? Sudah 7 tahun tidak ketemu” Dilwyn
:”Alhamdulillah baik” Gita :”kakak ngapain di sini?” Dilwyn :”aku cuma ingin
mengambil barang aku yang tertinggal. Aku kan kuliah di sini juga. Tapi sudah
keluar” Gita :”oh gitu. Kak. Aku boleh bertanya gak?” Dilwyn :”boleh. Tanya
apa?” Gita :”maaf aku lancang. Apa kakak sudah tunangan?” Dilwyn :”dalam
keluarga aku, tidak ada acara tunangan. Apa lagi pacaran. Jadi langsung menikah
atau kata lain ta’aruf” Gita :”tapi kak Nada…?” Dilwyn :”aku memang pernah pacaran
dengan Nada. Tetapi hanya 2 minggu” Gita :”lalu… kakak sudah menikah?” Dilwyn
:”aku menunggu seseorang. Yang dulu pernah menyukaiku dan menyatakan perasaan
nya di ruang olahraga dan dia besok nya pindah ke Amerika” Gita :”mmmaksud
kakak….” Dilwyn :”aku menunggu wanita yang aku sangat cintai kembali dari
Amerika. Wanita itu sudah ada di hadapanku” Gita :”mmmaksud kakak…Aku?” Dilwyn
:”iya. Aku sudah menunggu kamu Git. Akhirnya aku ketemu kamu juga. Git. Maukah
kamu menikah denganku dan menjalin rumah tangga yang sakinah mawadah waramah?”
Gita :”mau sekali. Tetapi aku ingin selesaikan kuliahku dulu baru menikah”
Dilwyn :”aku akan tetap menunggu kamu. Sampai akhir hayatku” Gita :”lebay deh”
7 tahun aku
tidak bertemu dengan kak Dilwyn. Sekarang aku telah menemukan nya dan kak
Dilwyn meminangku di kantin. Memang tidak romantis. Tetapi bagiku itu sangat
amazing banget. Aku tidak akan meninggalkan orang yang aku sayang lagi.
TAMAT